Melemahnya
kekuatan Pancasila sebagai ideologi dan pandangan hidup bangsa terjadi kepada
kelompok mahasiswa. Kaum muda yang diharapkan menjadi penerus kepemimpinan
bangsa ternyata abai dengan Pancasila. Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum
Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Indonesia M Danial Nafis pada penutupan Kongres I
GMPI di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Senin (3/3).Mengutip survei yang
dilakukan aktivis gerakan nasionalis pada 2006, sebanyak 80 persen mahasiswa
memilih syariah sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara. Sebanyak 15,5
persen responden memilih aliran sosialisme dengan berbagai varian sebagai acuan
hidup. “Hanya 4,5 persen responden yang masih memandang Pancasila tetap layak
sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara,” katanya. Penelitian itu
dilakukan di Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas
Gadjah Mada, Universitas Airlangga, dan Universitas Brawijaya.
Perguruan-perguruan tinggi tersebut selama ini dikenal sebagai basis gerakan
politik di Indonesia.
Danial menilai survei tersebut menunjukkan kondisi riil di
perguruan tinggi negeri di seluruh Indonesia. Kondisi ini menunjukkan semakin
rendahnya semangat nasionalisme di kalangan generasi penerus bangsa.
“Banyak generasi muda yang lupa isi harfiah Pancasila. Apalagi mengerti
Pancasila secara maknawi?” lanjutnya.Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso
menambahkan, nilai Pancasila yang digali para pendiri bangsa masih sangat
relevan dengan kondisi kekinian. Sikap alergi sebagian anak bangsa dengan
Pancasila dapat menjadi pemicu disintegrasi bangsa. http://www.kompas.co.id/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.03.04.02121113
0 komentar:
Posting Komentar