Sabtu, 09 Juni 2012

Pengguna IDUS Rentan Tertular HIV


Populasi Berisiko
Estimasi
Populasi
Prevalensi
ODHA
Rendah
Tinggi
Rata-rata
Rendah
Tinggi
Rata-rata
Pop Rendah
Prev Tinggi
Pop Tinggi
Prev Rendah
Rata-rata
Pengguna Narkoba Suntik (Penasun) - Injecting Drug User (IDU)
680
890
790
29.01
52.67
39.24
258
358
310











http://www.bnn.go.id/portalbaru/portal/konten.php?nama=Kisah&op=index_kisah&page=1&mn=2&smn=b


Pikiran Rakyat April 20, 2004

Kelompok pengguna narkoba suntik (injection drug users/IDUs) merupakan kelompok yang memiliki risiko paling tinggi terhadap penularan HIV/AIDS. Mereka juga sekaligus sebagai penyumbang terbesar proses penyebaran penyakit itu di masyarakat.
Cepatnya penyebaran HIV/AIDS di antara mereka karena perilaku pengguna peralatan suntik secara bersama-sama dan penyebaran berlanjut pada pasangan seksnya, baik pasangan tetap maupun pasangan yang bergantian hingga penularan pada anak-anaknya, ungkap Direktur Yayasan Bahtera Bandung A. Hadi Utomo, Senin (19/4) di Kota Bandung.
Menurut dia, data estimasi nasional 2002, khususnya di Jawa Barat diperkirakan populasi pengguna narkoba suntik sebanyak 17.600 sampai 23.800 orang dengan prevalensi HIV di kalangan mereka mencapai 20-35%. Data dari Dinas Kesehaan Provinsi Jawa Barat menyebutkan bahwa sampai 2003, dari jumlah 432 kasus yang terjadi di kalangan IDUs, ditemukan sebanyak 191 kasus atau sebesar 31 persen IDUs di antaranya adalah HIV positif, katanya.

Meningkatnya angka prevalensi HIV/AIDS di Jabar, menurut Hadi, sudah pada tingkat epidemi dan telah menunjukkan bahwa fenomena penularan atau penyebarannya terus berlangsung. Penyebarannya tidak hanya di kalangan atau di antara kelompok-kelompok yang memiliki perilaku risiko tinggi, seperti para pengguna narkoba suntik, pelacur dan pelanggannya, namun sudah terpapar pada kelompok masyarakat yang notabene bukan kelompok masyarakat yang memiliki perilaku risiko tinggi, misalnya ibu-ibu rumah tangga dan anak-anaknya.
Provinsi Jawa Barat, lanjut Hadi Utomo, saat ini memiliki jumlah kasus HIV/AIDS terbesar ke-3 di Indonesia. Berdasarkan sumber data dari Dinas Kesehatan, di tahun 2003 di Jawa Barat terdapat 719kasus HIV/AIDS dengan rincian 46 AIDS dan 673 HIV. Angka ini diperkirakan akan jauh lebih kecil dibandingkan dengan jumlah kasus yang muncul ke permukaan atau yang berkembang di masyarakat, paparnya.
Kota Bandung sebagai mimbar-nya Jabar, merupakan daerah/kota yang memiliki kasus HIV/AIDS yang paling banyak. Lemahnya diseminasi kepada masyarakat secara luas tentang apa, mengapa, dan bagaimana HIV terjadi, menyebabkan masyarakat tidak memahami karakteristik HIV/AIDS. Selain itu, belum terwujudnya kolaborasi di antara stakeholder menyebabkan upaya ke arah menekan lajunya penyebaran HIV/AIDS kurang efektif.
Sehingga sudah saatnya memulai untuk mengembangkan sebuah kerangka-kerangka upaya serta sinergisasi intervensi dari semua pihak untuk menekan laju HIV/AIDS, khususnya di Kota Bandung dan Jawa Barat pada umumnya, harap Hadi. (A-62)



0 komentar:

Posting Komentar