Populasi Berisiko
|
Estimasi
|
||||||||
Populasi
|
Prevalensi
|
ODHA
|
|||||||
Rendah
|
Tinggi
|
Rata-rata
|
Rendah
|
Tinggi
|
Rata-rata
|
Pop Rendah
Prev Tinggi |
Pop Tinggi
Prev Rendah |
Rata-rata
|
|
Pengguna Narkoba Suntik
(Penasun) - Injecting Drug User (IDU)
|
680
|
890
|
790
|
29.01
|
52.67
|
39.24
|
258
|
358
|
310
|
http://www.bnn.go.id/portalbaru/portal/konten.php?nama=Kisah&op=index_kisah&page=1&mn=2&smn=b
Pikiran
Rakyat April 20, 2004
Kelompok
pengguna narkoba suntik (injection drug users/IDUs) merupakan kelompok yang
memiliki risiko paling tinggi terhadap penularan HIV/AIDS. Mereka juga
sekaligus sebagai penyumbang terbesar proses penyebaran penyakit itu di
masyarakat.
Cepatnya
penyebaran HIV/AIDS di antara mereka karena perilaku pengguna peralatan suntik
secara bersama-sama dan penyebaran berlanjut pada pasangan seksnya, baik
pasangan tetap maupun pasangan yang bergantian hingga penularan pada
anak-anaknya, ungkap Direktur Yayasan Bahtera Bandung A. Hadi Utomo, Senin
(19/4) di Kota Bandung.
Menurut
dia, data estimasi nasional 2002, khususnya di Jawa Barat diperkirakan populasi
pengguna narkoba suntik sebanyak 17.600 sampai 23.800 orang dengan prevalensi
HIV di kalangan mereka mencapai 20-35%. Data dari Dinas Kesehaan Provinsi Jawa
Barat menyebutkan bahwa sampai 2003, dari jumlah 432 kasus yang terjadi di
kalangan IDUs, ditemukan sebanyak 191 kasus atau sebesar 31 persen IDUs di
antaranya adalah HIV positif, katanya.
Meningkatnya
angka prevalensi HIV/AIDS di Jabar, menurut Hadi, sudah pada tingkat epidemi
dan telah menunjukkan bahwa fenomena penularan atau penyebarannya terus
berlangsung. Penyebarannya tidak hanya di kalangan atau di antara
kelompok-kelompok yang memiliki perilaku risiko tinggi, seperti para pengguna
narkoba suntik, pelacur dan pelanggannya, namun sudah terpapar pada kelompok
masyarakat yang notabene bukan kelompok masyarakat yang memiliki perilaku
risiko tinggi, misalnya ibu-ibu rumah tangga dan anak-anaknya.
Provinsi
Jawa Barat, lanjut Hadi Utomo, saat ini memiliki jumlah kasus HIV/AIDS terbesar
ke-3 di Indonesia. Berdasarkan sumber data dari Dinas Kesehatan, di tahun 2003
di Jawa Barat terdapat 719kasus HIV/AIDS dengan rincian 46 AIDS dan 673 HIV.
Angka ini diperkirakan akan jauh lebih kecil dibandingkan dengan jumlah kasus
yang muncul ke permukaan atau yang berkembang di masyarakat, paparnya.
Kota
Bandung sebagai mimbar-nya Jabar, merupakan daerah/kota yang memiliki kasus
HIV/AIDS yang paling banyak. Lemahnya diseminasi kepada masyarakat secara luas
tentang apa, mengapa, dan bagaimana HIV terjadi, menyebabkan masyarakat tidak
memahami karakteristik HIV/AIDS. Selain itu, belum terwujudnya kolaborasi di
antara stakeholder menyebabkan upaya ke arah menekan lajunya penyebaran HIV/AIDS
kurang efektif.
Sehingga
sudah saatnya memulai untuk mengembangkan sebuah kerangka-kerangka upaya serta
sinergisasi intervensi dari semua pihak untuk menekan laju HIV/AIDS, khususnya
di Kota Bandung dan Jawa Barat pada umumnya, harap Hadi. (A-62)
0 komentar:
Posting Komentar